Angkringan berasal dari bahasa Jawa ‘ Angkring ‘ yang berarti duduk santai. Untuk kamu yang lahir dan besar di Jakarta, mungkin kurang familiar dengan istilah angkringan. Memang, tempat makan yang satu ini lebih populer di daerah Jawa Tengah, seperti Yogyakarta dan Solo. Sesuai dengan arti namanya, suasana makan di angkringan memang santai. Semua makanan ditaruh di gerobak, lalu si pembeli makan duduk di bangku-bangku kayu panjang. Menurut beberapa sumber, angkringan pertama kali muncul di Yogyakarta, dipelopori oleh seorang pendatang bernama Mbah Pairo. Kemudian angkringan itu diwariskan pada putranya, Lik Man, yang meneruskannya sampai saat ini, bertempat di sebelah utara Stasiun Tugu.
Apa sih istimewanya angkringan? Yang pasti, dengan harga sangat terjangkau, kamu bisa makan kenyang! Ada berbagai macam lauk yang dijual, dari mulai nasi kucing (orek tempe dan sambal teri), gorengan, sate usus ayam, sate telor puyuh, kripik dan lain-lain. Minuman yang dijual pun beraneka macam seperti teh, jeruk, kopi, tape, wedang jahe dan susu. Selain itu, suasana nongkrong dan makan di angkringan terasa romantis. Gimana enggak, penerangan remang-remang hanya berasal dari lampu teplok, dan kalau sedang penuh, kamu harus duduk agak berdempetan. Yang bikin serunya, angkringan biasanya ada di pojokan atau di pinggir-pinggir jalan.
Apa kamu harus ke Yogyakarta atau Solo dulu, untuk bisa menikmati angkringan? Engga kok. Di Jakarta juga banyak angkringan. Biasanya di jalan-jalan yang dekat dengan area perumahan. Nah, kalau kamu menemukan gerobak dengan lampu templok kuning dan bangku kayu panjang, bisa jadi itu angkringan. Mampir, coba semua makanannya, ingat-ingat lokasinya, karena dijamin kamu bakalan balik lagi!.(OL)
0 komentar:
Posting Komentar